Sabtu, 19 Oktober 2013

Puisi : Ayahku



“Ayahku”
Karya : Murni Wulandari

Saat aku termenung,
Aku selalu teringat olehnya
Teringat akan usahanya
Yang telah membesarkan dan
Memenuhi segala kebutuhan hidupku
Ayah . . .
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak
Peluh yang kau teteskan
Demi sesuap nasi yang kumakan setiap hari
Tapi . . . kau tak pernah meminta balasan apapun
Walaupun hanya kata terima kasih
Kau tulus, kau ikhlas
Ayah . . .
Kau adalah Ayahku
Ayah terhebatku
Kau kadang menjelma menjadi
Guruku, temanku dan pahlawanku
Terima kasih Ayah
Atas semua peluh yang
Kau keluarkan untukku

Puisi : Bayang-Bayang Masa Lalu



Bayang-Bayang Masa Lalu
Karya : Murni Wulandari



Aku benci mengingat ini
Mengingat masa lalu
Yang terjalin indah
Ya. . . itu dulu
Saat kita masih bercengkrama
Bersama kicauan burung di pagi hari
Memecah deburan ombak sore hari
Dan menghitung bintang di malam hari

Saat itu memang indah
Karena kita menikmati setiap detiknya,
Detik-detik yang mendamaikan
Hati dan jiwa

Tapi itu dulu . . .
Sedangkan sekarang
Semua itu hanyalah bayang-bayang masa lalu
Yang akan tetap menjadi masa lalu. . .

Contoh Laporan Kimia tentang Osmosis



Laporan Praktikum Kimia

“Penentuan Harga ∆H Reaksi Menggunakan Kalorimeter”


Di susun oleh:
Murni Wulandari

Kelas :
XI IPA 4



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SMA PLUS NEGERI 7 BENGKULU
TAHUN AJARAN 2012/2013


A.   Tujuan Percobaan
Menentukan harga ∆H  reaksi netralisasi HCl dan NaOH.

B.   Landasan Teori
·        Termokimia merupakan salah satu kajian khusus dari Termodinamika, yaitu kajian mendalam mengenai hubungan antara kalor dengan bentuk energi lainnya. Dalam termodinamika, kita mempelajari keadaan sistem, yaitu sifat makroskopis yang dimiliki materi, seperti energi, temperatur, tekanan, dan volume. Keempat sifat tersebut merupakan fungsi keadaan, yaitu sifat materi yang hanya bergantung pada keadaan sistem, tidak memperhitungkan bagaimana cara mencapai keadaan tersebut.  Artinya, pada saat keadaan sistem mengalami perubahan, besarnya perubahan hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada cara mencapai keadaan tersebut.
·        Hukum Termodinamika I disusun berdasarkan konsep hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan; energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam kajian Hukum Termodinamika I, kita akan mempelajari hubungan antara kalorusaha (kerja), dan perubahan energi dalam (ΔU).
·        Perubahan energi dalam (ΔU) dapat dinyatakan dalam persamaan ΔU = Uf – Ui, dimana Uf adalah energi dalam setelah mengalami suatu proses dan Ui adalah energi dalam sebelum mengalami suatu proses. Perubahan energi dalam (ΔU) merupakan fungsi keadaan. Energi dalam (U) akan bertambah jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan menerima usaha (kerja) dari lingkungan. Sebaliknya, energi dalam (U) akan berkurang jika sistem melepaskan kalor ke lingkungan dan melakukan kerja (usaha) terhadap lingkungan. Dengan demikian, hubungan antara kalorusaha (kerja), dan perubahan energi dalam (ΔU) dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut:
ΔU = Q + W
·        Perubahan energi dalam (ΔU) adalah penjumlahan dari perpindahan kalor (Q) yang terjadi antar sistem-lingkungan dan kerja (W) yang dilakukan oleh-diberikan kepada sistem.
·        Semua reaksi kimia dapat menyerap maupun melepaskan energi dalam bentuk panas (kalor). Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua materi yang memiliki perbedaan temperaturKalor selalu mengalir dari benda panas menuju benda dinginTermokimia adalah kajian tentang perpindahan kalor yang terjadi dalam reaksi kimia (kalor yang menyertai suatu reaksi kimia).
·        Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi kimia dapat dijelaskan melalui konsep sistem-lingkunganSistem adalah bagian spesifik (khusus) yang sedang dipelajari oleh kimiawan. Reaksi kimia yang sedang diujicobakan (reagen-reagen yang sedang dicampurkan) dalam tabung reaksi merupakan sistem. Sementara, lingkungan adalah area di luar sistem, area yang mengelilingi sistem. Dalam hal ini, tabung reaksi, tempat berlangsungnya reaksi kimia, merupakan lingkungan.
·        Ada tiga jenis sistemSistem terbuka, mengizinkan perpindahan massa dan energi dalam bentuk kalor dengan lingkungannyaSistem tertutup, hanya mengizinkan perpindahan kalor dengan lingkungannya, tetapi tidak untuk massa. Sedangkan sistem terisolasi tidak mengizinkan perpindahan massa maupun kalor dengan lingkungannya.
·        Pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen adalah salah satu contoh reaksi kimia dapat menghasilkan kalor dalam jumlah besar. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2 H2(g) + O2(g) –> 2 H2O(l) energi
·        Dalam reaksi ini, baik produk maupun reaktan merupakan sistem, sedangkan sekeliling reaksi kimia merupakan lingkungan. Oleh karena energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, hilangnya sejumlah energi pada sistem akan ditampung pada lingkungan. Dengan demikian, kalor yang dihasilkan dari reaksi pembakaran ini sesungguhnya merupakan hasil perpindahan kalor  dari sistem menuju lingkungan. Ini adalah contoh reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang melepaskan kalor, reaksi yang memindahkan kalor ke lingkungan.
·        Penguraian (dekomposisi) senyawa raksa (II) oksida hanya dapat terjadi pada temperatur tinggi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
energi + 2 HgO(s) –>  2 Hg(l) + O2(g)
·        Reaksi ini adalah salah satu contoh dari reaksi endoterm, yaitu reaksi yang menyerap (membutuhkan) kalor, reaksi yang memindahkan kalor dari lingkungan ke sistem.
·        Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang memancarkan (melepaskan) kalor saat reaktan berubah menjadi produk. Reaktan memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dibandingkan produk, sehingga energi dibebaskan pada perubahan reaktan menjadi produk. Sebaliknya, pada reaksi endoterm terjadi hal yang berlawanan. Pada reaksi endoterm, terjadi penyerapan kalor pada perubahan dari reaktan menjadi produk. Dengan demikian, reaktan memiliki tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan produk.
·        Satuan ΔH adalah joule per mol atau kilojoule per mol. Hubungan kalor reaksi (Q), jumlah mol zat yang bereaksi (n), dan entalpi reaksi (ΔH) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
ΔH = Q / n
·        Selain menggunakan metode kalorimeter, entalpi reaksi dapat pula ditentukan melalui beberapa metode lainnya. Salah satu metode yang sering digunakan para kimiawan untuk mempelajari entalpi suatu reaksi kimia adalah melalui kombinasi data-data ΔH°f. Keadaan standar (subskrip °) menunjukkan bahwa pengukuran entalpi dilakukan pada keadaan standar, yaitu pada tekanan 1 atm dan suhu 25°C. Sesuai kesepakatan, ΔH°f unsur bebas bernilai 0, sedangkan ΔH°f senyawa tidak sama dengan nol (ΔH°f unsur maupun senyawa dapat dilihat pada Tabel Termokimia). Kita dapat menghitung entalpi suatu reaksi kimia apabila ΔH°f unsur maupun senyawa yang terlibat dalam reaksi tersebut diberikan. Sebagai contoh, berikut ini diberikan suatu reaksi hipotetis:
a A + b B     —————>   c C + d D
·        Reaksi kimia pada dasarnya merupakan peristiwa pemutusan-penggabungan  ikatan. Saat reaksi kimia berlangsung, reaktan akan mengalami pemutusan ikatan, menghasilkan atom-atom yang akan bergabung kembali membentuk produk dengan sejumlah ikatan baru. Dengan mengetahui nilai entalpi masing-masing ikatan, kita dapat menghitung entalpi suatu reaksi kimia. Oleh karena pemutusan ikatan kimia selalu membutuhkan sejumlah kalor dan sebaliknya pembentukan ikatan kimia baru selalu disertai dengan pelepasan kalor, maka selisihnya dapat berupa pelepasan (eksoterm) maupun penyerapan (endoterm) kalor.
·        Jika kalor yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan lebih tinggi dibandingkan kalor yang dilepaskan pada saat pembentukan ikatan, maka reaksi tersebut membutuhkan kalor (endoterm) Jika kalor yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan lebih rendah dibandingkan kalor yang dilepaskan pada saat pembentukan ikatan, maka reaksi tersebut melepaskan kalor (eksoterm).


·       Cara Kerja
1.      Alat dan Bahan

·         Kalorimeter sederhana yang terbuat dari styrofoam
·         Gelas kimia
·         Penyumbat kalorimeter yang terbuat dari karet atau gabus
·          Thermometer
·          NaOH 1 M 100 ml
·          HCl 1 M 100 ml


2.      Cara kerja
a.       Bagian I
1)      Susun alat kalorimeter!
2)      Isi gelas kimia dengan 100 ml NaOH!
3)      Isi gelas kimia lain dengan 100 ml HCl 1 M. Ukur dan catat suhu setiap larutan !
4)      Tuang 100 ml NaOH 1 M ke dalam kalorimeter, disusul 100 ml HCl 1 M, tutup kalorimeter dengan karet penyumbat , aduk campuran larutan. Catat suhu campuran larutan!

·       Hasil Pengamatan
Suhu awal NaOh          =    29   ◦C
Suhu awal HCl             =    30   ◦C
Suhu awal rata-rata      =    29,5 ◦C
Suhu akhir                    =    31   ◦C


·       Pembahasan
Setelah menyiapkan alat dan bahan, alat-alat yang masih kotor seperti gelas kimia dicuci terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi oleh zat yang masih menempel pada gelas kimia. Setelah itu disi dengan larutan NaOH dan HCl, suhu masing-masing larutan diukur dengan menggunakan termometer. Suhu awal NaOH yang kami dapatkan adalah 29 ◦C, dan suhu awal HCl adalah 30 ◦C . setelah itu dapat diketahui suhu awal rata-rata dengan menjumlahkan suhu awal NaOH dan HCl lalu dibagi 2 dan hasil nya adalah 29,5 ◦C .
Setelah suhunya diukur, larutan NaOH dan HCl di masukkan ke dalam kalorimeter, lalu tutup dengan karet penyumbat dan diaduk selama 5 menit. Setelah diaduk suhu diukur kembali hingga mendapatkan suhu akhir 31 ◦C.

·       Kesimpulan
v  Dalam reaksi kimia bisa terjadi penyerapan, serta pelepasan energi dalam bentuk kalor. Hal ini mempengaruhi suhu benda.
v  Bila terjadi penyerapan energi dalam bentuk kalor, maka yang terjadi pada percobaan / reaksi tersebut ialah penurunan suhu.
v  Bila terjadi pelepasan energi dalam bentuk kalor, maka yang terjadi pada percobaan / reaksi tersebut ialah kenaikan suhu.
v  Perubahan harga entalpi memiliki prinsip yang sama dengan perpindahan kalor.
v  Besar perubahan harga entalpi sama dengan besar perubahan kalor, hanya berbeda tanda (+/-).
v  Untuk mencari besar perubahan entalpi suatu zat, maka besar kalor yang bereaksi harus dibagi dengan mol zatnya.
v  Untuk mencari massa larutan, kita perlu mencari volume larutan dan massa jenis larutan.
v   Untuk mencari kalor reaksi, kita perlu mencari perubahan suhu pada reaksi dan massa larutan dalam kalorimeter.




·       Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan:
Hitunglah ∆H reaksi (diketahui: kalor jenis larutan = kalor jenis air = 4,2 J g-1 k-1 , kapasitas kalorimeter = 0, dan massa jenis air = 1 gml -1 )

Jawaban :

Dik:  C     = 4,2 J g -1 k -1  
         -1
            ∆T = Takhir – Trata-rata
                = 31 – 29,5
                = 1,5 K
         V    = 20 ml
Dit : Q = . . .?

Penyelesaian :

M =  × v
     = 1 gml × 20 ml
     = 20 gram

Q = m × c × ∆T
      = 20 gram × 4,2 J g -1 k -1  × 1,5 K
      = 126 J


        


·       Daftar Pustaka
·         Justiana, Sandri . 2009. Kimia 2 .
Jakarta : Yudhistira